<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d31930537\x26blogName\x3dDandelion+tersenyum...\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://dandelion-tersenyum.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://dandelion-tersenyum.blogspot.com/\x26vt\x3d-5431719475258655919', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Dandelion tersenyum...

Ingatlah, dunia ini adalah jalan, sebuah jalan tempat manusia melewati siang dan malam; dan hari kemudian adalah tempat tinggal yang abadi. Jangan pergi kesana dengan beban dosa dan kebusukan, dihadapan Yang Mahatahu segalanya tentang mu.Hisablah dirimu sebelum di hisab. ( Imam Ali bin Abi Thalib, Nahjul Balaghah )

 

Bercerminlah Saudaraku...

Anda Pasti tau cermin dan kerap menggunakannya sehari-hari. Apalagi bagi mereka yang senang menjaga penampilannya. Dengan bercermin, Ia menjadi tahu bagian mana yang kurang atau yang sudah pas dalam penampilannya. Warna atau motif yang digunakan, apakah sudah cocok dengan postur tubuh dan warna kulit, sang cerminlah yang akan "mengatakan" cocok atau tidaknya bagi si pemakai.

Bayangkanlah, apa jadinya jika Allah SWT tidak menciptakan cermin bagi diri kita ? Boleh jadi, seseorang yang berpenampilan buruk rupa akan merasa bahwa ia adalah yang paling mulia sejegad raya, atau sebaliknya seseorang yang rupawan takkan tahu bahwa ada kelebihan dari dirinya yang mesti dipertahankan. Namun, pernahkah kita becermin dari suatu peristiwa yang terjadi ? baik becermin dari pengalaman pribadi ataupun pengalaman orang lain. Becermin atas kejadian luar biasa dan kemudian mengambil hikmah dan pelajaran berharga untuk dinikmati dalam memperbaiki penampilan kita ?.

Namun persoalannya, tidak semua dari kita mampu melakukan itu. Suatu kejadian yang Allah SWT hadirkan dalam hidup kita semuanya memiliki makna bila kita selami lebih dalam lagi. Dan bagi orang-orang yang beruntunglah yang mampu "melihat" hikmah atas peristiwa apapun sebagaimana Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an Al-Karim :

يُؤتِي الْحِكْمَةَ مَن يَشَاءُ وَمَن يُؤْتَ الْحِكْمَةَ فَقَدْ أُوتِيَ خَيْراً كَثِيراً وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُواْ الأَلْبَابِ
Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Qur'an dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). [Al-Baqarah : 269]

Jika kita tengok masa belakang, pasti ada peristiwa-peristiwa yang berarti buat kita. Dan tak ada sesuatu yang paling berkesan selain mengambil pelajaran (hikmah) untuk kemanfaatan dimasa depan yang sedang menanti. Rasulullah berpesan dengan sabdanya "Hikmah adalah barang seorang muslim yang hilang dan siapapun yang menemukan, maka menjadi miliknya"

Bisa dipastikan seseorang yang rajin becermin akan lebih arif dalam melihat diri sendiri dan sekitarnya. Seperti sabda Rasulullah, bahwa pelajaran itu berserakan dijalan, siapapun yang bisa mendapatkan maka akan menjadi miliknya. Disinilah diperlukan "keahlian" khusus dalam melihat setiap peristiwa.

Bisa jadi kalau kita tertusuk duri bisa ditafsirkan sebagai kesialan ketimbang hikmah. Namun, bagi sang pengambil hikmah sepertinya Luqmanul Hakim yang namanya diukir dalam Al-Qur'an, peristiwa itu dipahami sebagai bentuk penyelamatan Allah terhadap dirinya dari kebakaran yang akan membinasakannya.

Lalu bagaimana dengan bencana banjir yang baru saja kita lalui ? apakah itu bencana ? ataukah ujian ? periksalah kembali dalam diri kita ketika tampil dihadapan Sang Khaliq. Barangkali kita terlalu enggan menata diri dengan penampilan terbaik saat bersujud dalam Asma-Nya. Seandainya kita belajar dari Luqman diatas, bukankan indah peristiwa buruk sekalipun ada pelajaran berharga yang mungkin terserak dan tak ada yang memetiknya barang secuil pun.

Jadi, keahlian khusus yang seyogyanya dipelajari mulai saat ini adalah penanaman Husnudzon (baik sangka) kita terhadap peristiwa yang Allah berikan setiap harinya. Melihatnya bukan hanya dari kacamata kebaikan kita, tetapi melalui dari kacamata kebaikan Allah untuk kita.

Sehingga bisa jadi perbaikan diri kita akan lebih mudah manakala kita mampu berkata jujur ketika hikmah datang dari peristiwa dihadapan mata kita. Dan sesungguhnya, tak ada yang lebih nikmat selain memperbaiki diri setiap hari sebagaimana pesan Khalifah Umar ra. "Hisablah (amal) dirimu sebelum dihisabNya dihari kiamat". Lalu, adakah sesuatu yang lebih indah dari kesadaran ini ?

Becermin yuuukkkk...^_^

Wallahu a'lam bishshowab.